Tiap-tiap manusia pasti pernah dan memiliki stress
masing-masing. Ada banyak hal dalam kehidupan ini yang bisa menyebabkan
manusia menjadi stres, misal; kehilangan benda kesayangan, ditinggal
pergi sanak saudara, mendapat nilan ujian yang jelek, memiliki hutang,
dikeluarkan dari pekerjaan, dan masih banyak hal lainnya.
Stress biasanya ditandai dengan sakit kepala, kesulitan untuk tidur,
mudah marah, sensitif, mudah tersinggung, asam lambung meningkat
sehingga risiko terkena maag atau memiliki maag dan mudah kambuh, sulit
berkonstrasi, dan emosi sering tidak terkontrol dengan baik.
Tidak jarang ada yang orang yang memilih untuk bunuh diri karena
merasa tidak sanggup lagi menahan beban stress yang dihadapinya.
Padahal, mati bukanlah solusi untuk masalah, melainkan hanya akan
menambah masalah itu sendiri baik pada orang yang melakukan bunuh diri,
maupun orang-orang yang ditinggalkan di dunia.
Dalam Islam, menghadapi segala macam bentuk masalah selalu ada jalan
keluarnya karena kita percaya bahwa semua itu adalah ujian yang
diberikan oleh Allah SWT. Islam adalah solusi dari segala permasalahan,
termasuk dalam menghadapi stress hidup. Tidak benar jika seseorang
bersikap lemah akan ujian hidup yang dijalani sementara Allah SWT
sendiri menganjurkan pada manusia untuk tidak menjadi lemah; sebagaimana
firman Allah di dalam Al-Qur’an yang artinya;
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan
janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang
paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Q. S. Ali ‘Imron : 139).
Masalah ada bukan untuk diratapi, ditangisi, atau bahkan di sesali.
Setiap masalah ada untuk dihadapi dan memberikan hikmah kepada setiap
orang. Untuk itu, tidak benar jika kita sebagai manusia; makhluk berakal
dan makhluk yang derajatnya paling tinggi serta beriman kepada Allah
SWT, lantas goyah dalam menghadapi permasalahan hidup. Karenanya, kita
harus pandai dalam mengelola dan mengatasi stress yang mendera dan
berusaha untuk melaluinya dengan teguh.
Berikut akan dijelaskan mengenai kiat atau cara menghilangkan stress menurut Islam, yakni:
1. Mendasari Niat dengan Ikhlas
Segala sesuatu yang kita perbuat, hendaknya di dasarkan kepada
mengharap ridha Allah semata. Biasakan diri untuk menanamkan keikhlasan
atas segala perbuatan yang mana akan membuat kita sadar bahwa apapun
yang kita lakukan dan apapun yang kita dapatkan semuanya adalah dari
Allah SWT. Allah yang menentukan, sementara kita hanya mampu
merencanakan (planning) dan mengusahakan (doing).
Ikhlas merupakan hal paling mendasar dan paling penting dalam setiap
amal ibadah maupun perbuatan yang kita lakukan. Ikhlas ibarat sebuah
jembatan yang menghubungkan kita terhadap jalan keselamatan menuju
akhirat. Ikhlas juga menghadirkan ketenangan jiwa di dalam diri kita dan
dapat menyelamatkan kita dari adzab Allah SWT.
Jika semua perbuatan kita niatkan dengan ikhlas demi mengharap ridha Allah, insya Allah apapun hasil yang diperoleh tidak akan membuat kita stress. Allah SWT berfirman yang artinya;
“Tiada dosa (lantaran tidak pergi
berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas
orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan,
apabila mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan Rasul-Nya. tidak ada
jalan sedikit pun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q. S. At-Taubah : 91).
Dari Abdul ‘Aziz bin Abdullah berkata,
“telah menceritakan kepadaku
Sulaiman dari ‘Amru bin Abu ‘Amru dari Sa’id Al Maqburi dari Abu
Hurairah, bahwa dia berkata: ditanyakan kepada Rasulullah SAW: “Wahai
Rasulullah siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafa’atmu pada
hari kiamat?” Rasulullah SAW menjawab: “Aku telah menduga wahai Abu
Hurairah, bahwa tidak ada orang yang mendahuluimu dalam menanyakan
masalah ini, karena aku lihat betapa perhatian dirimu terhadap hadits.
Orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku pada hari kiamat adalah
orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ (tiada Tuhan selain Allah)
dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya.” (H. R. Buhari).
2. Shalat
Shalat merupakan media untuk kita berkomunikasi kepada Allah SWT. Dengan menjaga shalat (shalat wajib lima waktu) serta mengerjakan shalat sunnah
yang telah dianjurkan, turut membantu menjaga ketentraman hati sehingga
mampu mengatasi segala permasalahan emosional yang kita rsakan. (baca
juga: cara agar hati tenang dalam islam)
Melalui shalat pula, kita bisa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta
yang mana tiada ada yang lebih baik selain menghadap kepada-Nya. Shalat
akan membuat kita lebih tenang dan damai. Dengan shalat; lelah fisik,
beban masalah, ketidakstabilan emosi, dan berbagai permasalahan lainnya
tidak akan mengganggu kita lagi asal kita shalat dengan khusyu’. Shalat
merupakan obat untuk berbagai penyakit sekaligus penolong. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya;
“Hai orang-orang yang beriman,
jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar.” (Q. S. Al Baqarah : 153).
Dengan mengerjakan shalat kita juga akan sadar bahwa kita tidak
pernah sendiri. Ada Allah SWT yang selalu bersama kita dan selalu siap
membantu setiap hamba-Nya yang kesusahan karena Allah itu Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang. Jadi, kita tidak perlu merasa cemas. Allah selalu
bersama kita.
Dzikir artinya mengingat Allah; tidak hanya dalam lisan tetapi juga untuk setiap perbuatan yang kita lakukan. Hadirkan
Allah disetiap hela napas kita dengan berdzikir, dengan begitu kita
akan menjadi tenang sebagaimana firman Allah SWT yang artinya;
“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q. S. Ar-Ra’d).
Berdzikir yang diniatkan untuk Allah akan menjadi suatu ketentraman
hati, telebih dzikir yang banyak mengandung kalimat-kalimat mengesakan
Allah, seperti ayat kursi maupun dzikir lainnya. (baca juga: keutamaan ayat kursi)
4. Berdo'a
Selain shalat, cara untuk kita bisa berkomunikasi dengan
Allah SWT ialah dengan memanjatkan doa kepada-Nya. Allah memang sudah
pasti mengetahui apa yang kita inginkan sekalipun kita tidak
mengucapkannya, akan tetapi dengan berdoa langsung kepada Allah yang
artinya kita berbicara kepada-Nya secara tidak langsung juga akan membuat kita menjadi lebih lega. Anggap saja kita sedang curhat kepada Allah SWT tentang apa yang sedang kita hadapi yang membuat kita menjadi stress.
Tapi, bukan berarti dalam curhatan itu kita berkeluh-kesah lantas menyalahkan Allah atas apa yang terjadi. Kita berdoa, berkomunikasi, curhat
kepada Allah; dengan harapan kita diberi kemudahan, kekuatan, dan
ketabahan dalam menghadapi segala macam cobaan hidup yang Allah berikan.
Dengan begitu, kita bisa lebih optimis dalam melaluinya.
Allah SWT berfirman yang artinya:
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat (stres) sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri
ma’aflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong
kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (Q. S. Al-Baqarah : 286).
Rasulullah SAW juga menganjurkan kepada kita untuk berdoa apa saja
kepada Allah agar hati kita menjadi tenang, sebagaimana sabda beliau
yang artinya;
“Ya Allah, aku adalah hamba-Mu putera
hamba-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu, berlalu hukum-Mu dan adil
ketentuan-Mu. Aku memohon pada-Mu dengan semua nama yang Kau namakan
pada diri-Mu atau yang Kau turunkan dalam kitab-Mu atau yang kau ajarkan
pada salah seorang dari makhluk-Mu atau yang Kau berikan pengaruhnya
pada ilmu ghaib di sisi-Mu, jadikan Al-Qur’an keindahan kalbuku, cahaya
hatiku, penyembuh dukaku dan penghapus deritaku.” (Makarimul Akhlaq : 351).
5. Tawakkal
Timbulnya stres, lebih sering disebabkan oleh manusia yang senantiasa
lebih banyak berpikiran negatif dibandingkan berpikir positif. Padahal,
jika ditelaah dengan baik, semua kejadian, ujian, musibah, bencana,
semuanya itu adalah atas takdir Allah SWT.
Tawakkal kepada Allah mengajarkan kita untuk selalu bersikap dan
berpikiran positif. Seorang yang tawakkal kepada Allah akan bisa
bersyukur terhadap apapun yang ia terima. Kemudian apabila ia ditimpakan
suatu musibah atau cobaan, ia selalu berserah diri kepada Allah dan
sabar menghadapinya.
Kita sadar, bahwa semua makhluk serta seluruh alam semesta adalah
ciptaan Allah, termasuk kita; manusia. Apapun yang terjadi, kita pasti
akan kembali kepada-Nya. Sebagai makhluk yang berakal, kita beriman dan
bertaqwa kepada Allah, hendaknya jua kita percayakan diri kita kepada
Allah karena memang kita sendiri tidak memiliki diri kita.
Dalam hal ini, bukan berarti kita pasrah atas segala sesuatu
melainkan kita harus lebih termotivasi lagi karena kita menyadari bahwa
diri kita ini adalah pinjaman dari Allah SWT sehingga kita
harus menjaganya dengan baik dan benar. Kita tidak boleh patah semangat
dalam menghadapi ujian dan cobaan karena yang kita lakukan adalah
berserah diri kepada Allah, bukan pasrah.
Orang yang tawakkal, adalah mereka yang sabar dan sadar untuk
berserah diri kepada Allah sehingga ia tidak akan cemas sekalipun
menghadapi masalah hidup yang sulit. Orang yang tawakkal kepada Allah
pun menjadi tidak mudah terkena stres.
6. Menjaga Silaturrahim
Berislaturrahmi dengan sesama manusia bukan berarti kita
berkumpul-kumpul lantas melakukan hal yang tidak pantas dengan alasan
ingin menghilangkan penat dan mengatasi stres yang dihadapi. Menjalin
silaturrahmi terhadap sesama manusia artinya kita menjalin hubungan yang
baik sebagai sesama makhluk ciptaan Allah SWT. Karena manusia, yang
mana kodratnya merupakan makhluk sosial, sehingga di dalam hidupnya
pasti membutuhkan bantuan daripada orang lain.
Selain itu, tidak jarang stres sendiri disebabkan oleh hubungan antar
sesama manusia yang tidak baik. Perselisihan dan pertikaian memang
terkadang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
sebab itu, berusahalah untuk menjalin kehidupan sosial yang baik dengan
didasari ikhlas mengharap ridha Allah SWT.
Lagi pula, memang tidak ada salahnya jika kita ingin berbagi cerita
terhadap sesama untuk meringankan beban pikiran dan mungkin kita bisa
mendapatkan solusi dari buah pikir orang lain sehingga cukup membantu
kita mengatasi masalah. Tapi ingat, curhatan itu dilakukan asal tidak menimbulkan fitnah di kemudian hari atau jika kemungkinan terkandung mudharat
di dalamnya, maka lebih baik tidak usah diceritakan atau disimpan dalam
benak kita saja; lebih baik disampaikan kepada Allah saja.
7. Beramal shaleh
Sebenarnya, kunci untuk mendapatkan kehidupan yang damai dan tentram
ialah dengan melakukan amal perbuatan yang baik dan menjauhi semua yang
telah dilarang oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Orang-orang yang dalam
hidupnya senantiasa beramal shaleh, kehidupannya akan menjadi lebih
baik di setiap sisi tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak.
Allah SWT berfirman yang artinya;
“Barangsiapa yang
mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan
beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala
yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q. S. An-Nahl : 97).
Beramal shaleh bisa juga melakukan, membaca al-quran, bersedekah,
membantu terhadap sesama, berpuasa, ibadah haji maupun umrah, berinfak,
dan melakukan dakwah untuk menyiarkan islam. (baca juga: keutamaan bersedekah)
8. Senantiasa Berprasangka Baik
Stres juga bisa terjadi ketika selalu memiliki prasangka buruk
terhadap segala sesuatu. Bahkan, masalah kecil pun bisa jadi besar jika
kita terus-terusan memikirkan hal-hal yang buruk. Untuk itu, Islam
mengajarkan kepada kita untuk berprasangka yang baik; tidak lain agar
kita sendiri merasasa tenang, dengan tanda kutip bukan berarti kita
tidak mempersiapkan diri untuk menghadapai segala risiko atau pasrah
tanpa usaha apapun.
Berprasangka baik memaksudkan kita untuk percaya bahwa Allah SWT
adalah Pengatur segala sesuatunya. Kita hanya perlu berusaha, apapun
hasilnya kita serahkan kepada-Nya. Dengan berpasangka baik, stres yang
kita miliki pun bisa lebih cepat hilang.
9. Taubat
Menurut bahasa, taubat artinya kembali. Sedangkan
menurut istilah, taubat artinya menjauhkan diri atau menginggalkan
daripada perbuatan-perbuatan dosa dan memahami bahwa apa yang telah ia
lakukan itu adalah buruk, sehingga timbul rasa menyesal atas apa yang
telah dilakukan dan bertekad untuk tidak akan pernah melakukan atau
mengulangi perbuatan itu lagi. Inti dari bertaubat adalah mengharapkan
ampunan Allah SWT.
Sebagai manusia yang tidak akan pernah luput dari yang namanya
perbuatan salah atau dosa, taubat hendaknya dilakukan sebelum nyawa
sampai di tengogorokan (keadaan sakaratul maut) dengan kata
lain sebelum kita meninggal, atau sebelum matahari terbenam di sebelah
barat yang menandakan itu adalah hari kiamat. Orang yang beriman bertaqwa kepada Allah SWT, sadar bahwa tidak ada
makhluk yang sempurna karena kesempurnaan itu hanya milik Allah semata.
Ketika bertaubat, ia akan melakukannya dengan ikhlas dan
sebenar-benarnya taubat serta selanjutnya akan memperbanyak amal ibadah
shaleh.
Taubat mampu menghilangkan stres yang kita hadapi karena dengan
bertaubat, kita menjadi sadar bahwa kita adalah makhluk yang lemah. Diri
kita tidak pernah lepas dari yang namanya perbuatan salah. Oleh sebab
itu, kita memerlukan maaf dari Allah serta ridhanya agar kita mendapat
ampunan dan diberik kehidupan yang lebih baik lagi.
Allah itu Maha Pemaaf, sehingga pintu taubat-Nya pun amat banyak bagi
kita yang bersungguh-sungguh bertaubat. Maka, hendaklah kita bertaubat
selama kita masih memiliki kesempatan untuk melakukannya.
Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya;
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang
malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus
asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya.Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q. S. Al-Zumar : 53).
TERIMKASIH TELAH MEMBACA ARTIKEL INI DI BLOG SAYA SEMOGA ILMUNYA BERMANFAAT BAGI PARA PEMBACA
0 comments:
Post a Comment